Jumat, 26 November 2010


ASKEP HIPOGLIKEMIA
BAB II
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darh dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah. Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.
Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat. Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.








BAB II
PEMBAHASAN

1.       ANATOMI DAN FISIOLOGI
Pankreas adalah kelenjar endokrin dan ekrokrin yang berfungsi sebagai sel endokrin adalah pulau langerhans. Pulau langerhans mempunyai 4 macam sel :
·         Sel Alfa menyekresikan hormon glucagon.
·         Sel Beta menyekresikan insulin.
·         Sel Delta menyekresikan sumatostatin ( menekan keluarnya hormone pertumbuhan insulin dang aster ).
·         Sel F menyekresi polipeptida pancreas.
Stimulus utama keluarnya insulin adalah glukosa. Fungsi keseluruhan glukogen adalah meningkatkan kadar glukosa dalam darah.

2.        KONSEP DASAR HIPOGLIKEMIA
A.     Definisi hipoglikemia
·         Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah dibawah 60 mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemi oral.( Hudak / Galu)
·         Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl secara abnormal rendah. ( http :/ www. Indonesiasehat. Com )
·         Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang dari 50 mg/%.
Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi; pada hipoglikemia, kadar gula darah terlalu rendah. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi.
Otak merupakan organ yang sangat peka terhdap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama.Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin).Hal in akan merangsang hati untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadarnya menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.

B.     Populasi Yang Memiliki Resiko Tinggi Mengalami Hipoglikemi Adalah:
a.       Diabetes mellitus
b.        Parenteral nutrition
c.       Sepsis
d.       Enteral feeding
e.       Corticosteroid therapy
f.        Bayi dengan ibu dengan diabetic
g.       Bayi dengan kecil masa kehamilan
h.       Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
i.         Luka bakar
j.         Kanker pancreas
k.       Penyakit Addison’s
l.         Hiperfungsi kelenjar adrenal
m.     Penyakit hati
C.      Type Hipoglikemi Digolongkan Menjadi Beberapa Jenis Yakni:
a.       Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
b.       Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
c.       Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
d.       Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.






D.     Patofisiologi
Ketergantungan otak pada setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam lemak yang panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai glukogen didalam otak orang dewasa dan ketidaksetiaan keton dalam fase makan atau kondisi post absortif. Saat gula daran turun, tiba – tiba otak mengendali defisiensi energinya setelah kadar serum menurun jauh dibawah sekitar 45mg/dl.

E.      Etiologi
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal Kelaiana pada penyimpanan karbohidra atau pembentukan glukosa di hati.
a.         Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat..
b.         Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat
Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi:
·         Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa
·         Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat.
ü  Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.
Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah.
ü  Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat.
Hal ini terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.
ü  Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan hipoglikemia.
ü  Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.
ü  Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.
Olah raga berat dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia.

ü  Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alcohol. Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang adekuat.
ü  Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia.
ü  Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.
ü  Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif).
Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.
ü  Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan ini disebut hipoglikemia alimentari idiopatik.
ü  Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan anak-anak karena memakan makanan yang mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin.
Fruktosa dan galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas.Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah beberapa saat setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.
ü  Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah mengkonsumsi alkohol yang dicampur dengan gula (misalnya gin dan tonik).
ü  Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel penghasil insulin di pankreas (insulinoma).Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan hormon yang menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.
ü  Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh membentuk antibodi yang menyerang insulin.Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal karena pankreas menghasilkan sejumlah insulin untuk melawan antibodi tersebut. Hal ini bisa terjadi pada penderita atau bukan penderita diabetes.

F.      Tanda dan Gejala klinis
a.       Gejala adrenergic atau system syaraf otonom :
·         Pucat
·          Diahforesis
·          Takikardi
·         Rasa lapar
·         Palpitasi
·         Tremor halus
·         Gugup
·         Cepat marah
·         Parestisia pada bibir dan Jari
·         Piloereksi
b.       Gejala Neuroglikopenia atau system syaraf pusat :
·          Sakit kepala
·         Konfulsi
·         Parestesis sirkumoral
·          Merasa lelah
·         Bicara tidak jelas
·         Diplopia
·          Emosi labil
·         Sering menguap
·         Gerakan spastic pada tungkai bawah
·         Kejang dan koma
c.       Perubahan Psikis karena hipoglikemia :
·           Depresi dan iritabel
·         Ngantuk pada jam bangun dan malam hari tidak bias tidur
·         Tidak mampu kosentrasi
d.       Gejala karena efek hipoglikemik pada system muskuler :
·         Lemah
·          Mudah capek

G.     Pemeriksaan Diagnostik
a.       Tes glukosa darah melalui finger – stick
b.       Hemoglobin glikosilat bisa normal atau tinggi
c.       Lipid serum bisa normal atau abnormal
d.        Keton  bias negative atau positif
e.       Dasar  diagnosis terbukti hipoglikemi dipakai trias whipple :
·         Hipoglikemi dengan gejala – gejala syaraf pusat, psikiatrik,  vasomotrik.
·         Penentuan kadar glukosa darah berulang ditemukan dengan harga < 50mg %.
·         Gejala akan hilang dengan pemberian glukosa.

H.     Penatalaksanaan
a.       Bila pasien sadar atau fase adrenergic, beri karbohidrat 15g ( 3 tablet glukosa atau 120cc jus buah tanpa gula atau 3 permen atau 3 sendok makan glukosa atau 6 ons minuman cola, dan 6 ons jus jeruk ).
b.       Bila pasien tidak sadar atau fase neurologic, beri 1 ampul 50% dextrose ( iv bolus ) atau D40%, 25 – 50cc iv, cairan ruwatan D10 – hipoglikemi menghilang.
c.       Mencari dan mengobati penyakit dasar



3.       ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPOGLIKEMIA
A.     Pengkajian
a.       Data dasar yang perlu dikaji adalah :
Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
b.       Riwayat :
·         ANC
·         Perinatal
·         Post natal
·         Imunisasi
·         Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
·         Pemakaian parenteral nutrition
·         Sepsis
·         Enteral feeding
·         Pemakaian Corticosteroid therapy
·         Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
·         Kanker
c.       Data focus
·         Data Subyektif:
ü  Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
ü  Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
ü  Rasa lapar (bayi sering nangis)
ü  Nyeri kepala
ü  Sering menguap
ü  Irritabel
·         Data obyektif:
ü  Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku
ü  Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
ü  Plasma glukosa < 50 gr/%
B.     Diagnose keperawatan
a.       Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
b.      Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
c.       Resiko Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan pengeluaran keringat
d.      Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot.

C.     Intervensi
a.       Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
Rencana Tindakan
·         Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
·         Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
·         Monitor vital sign
·         Monitor kesadaran
·         Monitor tanda gugup, irritabilitas
·         Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12
·         Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
·         Cek BB setiap hari
·         Cek tanda-tanda infeksi
·         Hindari terjadinya hipotermi
·         Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV
·         Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit





b.      Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
Rencana tindakan
·         Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
·         Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril
·         Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
·         Perhatikan kondisi feces bayi
·         Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.
·         Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.
·         Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur
c.       Resiko Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan pengeluaran keringat
Rencana Tindakan
·         Cek intake dan output
·         Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam
·         Cek turgor kulit bayi
·         Kaji intoleransi minum bayi
·         Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI
d.      Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot.
Rencana Tindakan
·         Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari
·         Lakukan fisiotherapi
·         Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor dan basah.








BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang dari 50 mg/%. Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni antara lain Transisi dini neonatus ( early Transitional neonatal ),  Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal), Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent). Gejala hipoglikemia yang sering terjadi adalah sering merasa ngantuk,lemas,dan sering sakit kepala. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk menjaga agar kadar gula selalu normal,perhatikan pola makan ,olah raga ringan  secara teratur untuk membantu pembakaran glukosa menjadi nergi dan merangsang produksi insulin,hindarkan stress atau gangguan emosional lainnya dan disiplin minum obat sesuai anjuran dokter

B.      Saran
Kesadaran mengontrol gula darah adalah cara yang bias di lakukan oleh setiap warga masyarakat, kami sangat menyarankan agar masyarakat sadar akan penyakit yang akan timbul jika tidak mengontrol gula darah masing-masing. Kami berharap makalah ini bias menjadi tambahan referensi pengetahuan mengenai penyakit hipoglikemia.













DAFTAR PUSTAKA